MAKALAH
MEDIA
BEBASIS CETAKAN
Matakuliyah media pembelajaran
Oleh:
Nama : Cahaya Widiyana
Harni Normah
Zulkifli
Local : D/V
PRODI : PAI
Dosen
Pengampu: Hasnawati, S.Pd.I. MM
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM
AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN
2013
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiim…
Puji dan syukur
penulis ucapkan kepada Alloh SWT yang telah menganugerahkan beribu-ribu nikmat
kepada penulis sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini.Media
pembelajaran adalah alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan
oleh guru. media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
minat dan keinginan yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa
Makalah ini
disusun dan akan disajikan dihadapan rekan-rekan yang nantinaya akan menjadi
seorang pendidik dalam pendidikan islam, makalah yang berjudul “Media berbasis cetakan” yang kami susun
ini diharapkan dapat memberikan sumangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.Akhirnya penulis bertawakal dan
memohon pertolongan kepada Alloh SWT. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempunaan, oleh kaarena itu kritik dan saran yang dapat membuat
maklah ini menjadi sempurna sangat kami harapakn.
Tembilahan 24 november
2013
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memili media pembelajaran, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respons yang diharapkan siswa dan karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat dan keinginan yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.
Media pembelajaran memiliki bergagai ragam yang perlu
dipahami oleh pendidikan salah satunya adalah mesia berbasis cetak. Media cetak
bisa dikatakan media tertua dalam peroses pembelajaran dalam pendidikan, kerena
itu pengembangannya sangatlah perlu kita pahami secara mendalam dan menyeluruh.
B. Rumusan masalah
a.
Apa yang dimaksud dengan media cetak.?
b.
Seperti apa sejarah lahirnya media pembelajaran berbasis
cetakan.?
c.
Apa kelebihan dan keterbatasan media berbasis cetakan.?
d.
Bagaimana cara mengembangakan media berbasis cetakan.?
C. Tujuan Penulisan
a.
Menetahui Apa yang dimaksud dengan media cetak.?
b.
Mengetahui sejarah lahirnya media berbasis cetakan.?
c.
Memahami kelebihan dan keterbatasan media berbasis
cetakan
d.
Memahami cara mengembangakan media berbasis cetakan.?
BAB II
PEMBAHASAN
Media Pembelajran Berbasis Cetakan
A. Pengertian media cetak.
Istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan
bentuk jamak dari "medium" yang secara harafiah berarti perantara
atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan
informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Istilah media ini
sangat populer dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasamya juga
merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran
disebut media pembelajaran.
Media cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui
proses percatakan (printing atau offset). Media bahan catak menyajikan pesan
atau informasi melaui huruf atau gambar yang diilustrasikan untuk lebih
memperjelas pesan atau informasi yang akan disampaikan.[1]
Media
pembelajaran berbasis teks cetak (print out) adalah berbagai media
penyampai pesan pembelajaran di mana padanya terkandung teks (bacaan) dan
ilustrasi-ilustrasi pendukungnya.[2]
Media cetakan meliputi bahan-bahan yang disiapkan di atas kertas pengajaran dan
informasi. Di samping buku teks atau buku ajar, termasuk pula lembaran
penuntun berupa daftar cek tentang langkah-langkah yang harus diikuti ketika
mengoprasikan sesuatu peralatan atau memeliahra peralatan.
B. Sejarah Media pembelajaran berbasis
cetakan
Secara historis, istilah media cetak mulai muncul
setelah ditemukannya alat pensetak oleh Johan Gutenberg pada tahun 1456 Yang
kemudian dalam bidang terus menerus berkembanglah peoduk alat pencetak yang
semakin modern dan efektif penggunaannya.[3]
Pada awal sejarah pendidikan, guru merupakan satu‑satunya
sumber untuk memperoleh pelajaran. Dalam perkembangan selanjutnya, sumber
belajar itu kemudian bertambah dengan adanya buku. Pada masa itu kita mengenal
tokoh bernama Johan Amos Comenius yang tercatat sebagai orang pertama yang
menulis buku bergambar yang ditujukan untuk anak sekolah. Buku tersebut
berjudul Orbis Sensualium Picturs (Dunia Tergambar) yang diterbitikan pertama
kali pada tahun 1657. Penulisan buku itu dilandasi oleh suatu konsep dasar
bahwa tak ada sesuatu dalam akal pikiran manusia, tanpa terlebih dahulu melalui
penginderaan. Dari sinilah para pendidik mulai menyadari perlunya sarana
belajar yang dapat memberikan rangsangan dan pengalaman belajar secara
menyeluruh bagai siswa melalui semua indera, terutama indera pandang‑dengar.
C. Kelebihan
dan keterbatasan media cetak
a.
Kelebihan
media cetak
Beberapa
kelebihan media cetakan, termasuk teks terprogram, adalah:
1. Siswa dapat belajar dan maju
sesuai dengan kecepatan masing-masing.
2. Di samping dapat mengulangi meteri
dalam media cetakan, siswa akan mengikuti urutan pikiran secra logis.
3. Pepaduan teks dan gambar dalam
halaman cetak sudah merupakan hal lumrah, dan ini dapat menambah daya tarik,
serta dapat memperlancar pemahaman informasi yang disajikan.
4. Khusus pada teks terprogram, siswa
akan terpartisipasi/berinteraksi dengan aktif karena harus member respons
terhadap pertanyaan dan latihan yang disusun; siswa dapat segera mengetahui
apakah jawabannya benar atau salah.
5. Meskipun isi informasi media cetak
harus diperbaharui dan direvisi sesuai dengan perkembangan dan temuan-temuan
baru dalam bidang ilmu itu, materi tersebut dapat direproduksi dengan ekonomis
dan didistribusikan dengan mudah.
6. Dapat dipelajari kapan dan dimana
saja karena mudah dibawa.[4]
b. Keterbatasan media cetakan
1. Sulit menampilkan gerak dalam
halaman media cetakan.
2. Biaya percetakan akan mahal
apabila ingin menampilkan ilustrasi , gambar, atau foto yang berwarna warni.
3. Proses pencetakan media seringkali
memakan waktu beberapa hari sampai berbulan-bulan, tergatung kepada peralatan
percetakan dan kerumitan informasi pada halaman cetakan.
4. Perbagian unit-unit pelajaran
dalam media cetakan harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak berlalu
panjang dan dapat membosannkan.
5. Umumnya media cetak membawa hasil
yang baik jika tujuan pelajaran itu bersifat kognitif, misalnya belajar tentang
fakta dan keterampilan.
6. Jika tidak dirawat dengan baik,
media cetakan cepat rusak dan hilang.[5]
7. Bahan cetak yang tebal mungkin
dapat membosankan dan mematikan minat siswa untuk membacanya.[6]
D. Pengembangan media berbasis cetakan
Dalam
pengembangan media pembelajaran berbasis cetak/print out dalam bentuk teks dan
ilustrasi yang perlu diperhatikan keberagaman siswa, di mana siswa mungkin saja
memiliki perbedaan dalam kemampuan berbahasa, sehingga media pembelajaran yang
dibuat akan bersifat lebih mudah digunakan dan dipahami siswa. Penggunaan
struktur tertentu, menambahkan berbagai kegiatan (aktivitas belajar),
ilustrasi, gambar, foto, peta konsep, kuis, dan permainan akan mengakomodasi
perbedaan gaya belajar yang mungkin ada sehingga siswa lebih dapat mengikuti
pembelajaran dengan media ini secara lebih baik.[7]
Materi
pembelajaran berbasis cetak yang paling umum dikenal adalah buu teks, buku
penntun, jrnal, majalah, dan lembaran lepas. Teks berbasis cetakan menurut enam
elemen yang perlu diperhatikan pada saat
meracang, yaitu:
1. Konsistensi
a. Gunaka konsistensi format dari
halaman ke halaman. Usahakan agar tidak menggabungkan cetakan huruf dan ukuran
huruf;
b. Usahakan untuk konsisten dalam
jarak spasi. Jarak antara judul dan baris pertama serta garis samping supaya
sama, dan antara judul dan teks utama. Spasi yang tidak sama sering dianggap
buruk, tidak rapih dan oleh karena itu tidak memerlukan perhatian
sungguh-sungguh.
2. Format
a. Jika paragraf panjang sering
digunakan, wajah satu kolom lebih sesuai; sebaliknya, jika paragraf tulisan pendek-pendek,
wajah dua kolom akan lebih sesuai.
b. Isi yang berbeda supaya dipisahkan
dan dilabel secara visual.
c. Taktik dan strategi pembelajaran
yang berbeda sebaiknya dipisahkan dan dilabel secara visual.
3. Organisasi
a. Upayakan untuk selalu.
menginformasikan siswa/ pernbaca mengenai di mana mereka atau sejauh mana
mereka dalam teks itu. Siswa harus mampu melihat sepintas, bagian atau bab
berapa mereka baca. Jika memungkinkan, siapkan piranti yang memberikan
orientasi kepada siswa tentang posisinya dalam teks secara keseluruhan.
b. Susunlah teks sedemikian rupa
sehingga informasi mudah diperoleh.
c. Kotak-kotak dapat digunakan untuk
memisahkan bagian-bagian dari teks.
4. Daya Tarik
Perkenalkan
setiap bab atau bagian baru dengan cara yang berbeda. Ini diharapkan dapat memotivasi
siswa untuk membaca teks.
5. Ukuran Huruf
a. Pilihlah ukuran huruf yang sesuai
dengan siswa, pesan, dan lingkungannya.
b. Hindari penggunaan huruf kapital
untuk seluruh teks karena dapat membuat proses membaca itu sulit.
6. Ruang (spasi) Kosong
a. Gunakan spasi kosong lowong tak
berisi teks atau gambar untuk menambah kontras. Hal ini penting untuk
memberikan kesempatan siswa/pembaca untuk beristirahat pada titik-titik
tertentu pada saat matanya bergerak menyusuri teks. Ruang kosong dapat
berbentuk:
1) Ruangan sekitar judul;
2) batas tepi (marjin); batas tepi
yang luas memaksa perhatian siswa/pembaca untuk masuk ke tengah-tengah halaman.
3) spasi antar-kolom; semakin lebar
kolomnya, semakin luas spasi di antaranya;
4) permulaan paragraf diindentasi;
5) penyesuaian spasi antarbaris atau
antar paragraf.
b. Sesuaikan spasi antar baris untuk
meningkatkan tampilan dan tingkat keterbatasa.
c. Tambahkan spasi antar paragraf
untuk meningkatkan tingkat keterbacaan.[8]
Perancang
pembelajaran harus berupaya untuk membuat materi denga media berbasis teks ini
menjadi interaktif. Petunjuk berikut yag dapat membantu menyiapan media
berbasis tes yang interaktif.
1. Sajikan informasi dalam jumlah
yang selayaknya dapat dicerna, diproses, dan dikuasai.
2. Pertimbangkan hasil pengamatan dan
analisis kebutuhan siswa dan siapkan latihan yang sesuai dengan kebutuhan
tersebut.
3. Pertimbangkan hasil analisis
respons siswa.
4. Siapkan kesempatan bagi siswa
untuk dapat belajar sesuai kemampuan.
5. Gunakan beragam jenis, latihan dan
evaluasi seperti, main peran, studi kasus, berlomba, atau simulasi.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Media pembelajaran berbasis cetak adalah Media yang cara menyajikan pesan atau informasi melaui huruf atau gambar
yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas pesan atau informasi yang akan
disampaikan. Melalui media bahan cetak ini memungkinkan bagi siswa untuk dapat
memahami pembelajaran sesuai dengan tingkat kemampuan dan minat masing-masing.
Media
pembelajaran cetak memiliki kelebihan
seperti dapat menyajikan informasi dalam jumlah yang banyak, mudah
dibawa dan dapat dipelajari kapan saja, perbaikan dapat dilakukan dengan mudah.
Tetapi media cetak juga memiliki kekurangan seperti proses pembuatannya yang
memakan waktu yang lama, bahan cetak jika tidak dirawat mudah rusak, dan
lain-lain.
Pengembangan
media cetak dalam merancangnya perlu memperhatikan enam element diantara;
konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, ruang (spasi)
kosong. Dalam pengembangan media cetak hendaknya mempertimbangkan Petunjuk
berikut yag dapat membantu menyiapan media berbasis tes yang interaktif
seperti; Sajikan informasi dalam jumlah yang selayaknya, Pertimbangkan hasil
pengamatan dan analisis kebutuhan siswa dan siapkan latihan yang sesuai dengan
kebutuhan tersebut, Pertimbangkan hasil analisis respons siswa, Siapkan
kesempatan bagi siswa untuk dapat belajar sesuai kemampuan, Gunakan beragam
jenis, latihan dan evaluasi seperti, main peran, studi kasus, berlomba, atau
simulasi.
B. Saran
Saran yang kami sampaikan kepada semua pihak
yang terkait dengan pendidikan agar dapat memahami dan mengembangakn berbagai
media untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran.
Daftar
Pustaka
Tim
Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007. Ilmu
dan Aplikasi pendidikan Bagian II Ilmu Pemdidikan praktis. (Bandung:
Imperial Bhakti Utama.
Daryanto, 2010. Media Pembelajaran. Penerapannya sangat penting dalam mencapai tujuan
pembelajaran. (Yogjakarta: Gava Media.
Azhar Arsyad, 2011. Media Pembelajaran. (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/10/media-pembelajaran-berbasis-teks-cetak.html.(diakses tanggal 24 november 2013 pukul 08.30).
[1]Tim Pengembang Ilmu Pendidikan
FIP-UPI. Ilmu dan Aplikasi pendidikan
Bagian II Ilmu Pemdidikan praktis. (Bandung: Imperial Bhakti Utama, 2007).
Hal.210.
[3] Daryanto. Media Pembelajaran. Penerapannya sangat penting dalam mencapai tujuan
pembelajaran. (Yogjakarta: Gava Media, 2010). Hal.24.
[5]Azhar Arsyad. Media Pembelajaran. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011). Hal.
38-40.
[7]http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/10/media-pembelajaran-berbasis-teks-cetak.html.(diakses tanggal
24 november 2013 pukul 08.30).
Tiada ulasan:
Catat Ulasan