Selasa, 25 Disember 2012

pengaru sosialisasi terhadap perkembangan kepribadian seseorang



MAKALAH
Pengaruh Sosialisasi Terhadap Perkembangan Kepribadian Seseorang
Di ajukan untuk memenuhi sebagian dari tugas Matakulyah
Sosiologi Antropologi Pendidikan
LOGO STAI.jpg

Oleh:

Nama                          :Zulkifli
Local/semester           : D/III
PRODI                       : S-1/PAI

Dosen pengampu:
Drs. Alvian, M.A

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
AULIAURRASYIDN
TEMBILAHAN
2012-2013
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiim…
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Alloh SWT yang telah menganugerahkan beribu-ribu nikmat kepada penulis sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
. Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak dosen pengampu dan rekan-rekan yang telah membantu dan berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.
Makalah yang berjudul “Pengaruh Sosialisasi Terhadap Perkembangan Kepribadian Seseorangdi susun ini diharapkan dapat memberikan sumangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Akhirnya penulis bertawakal dan memohon pertolongan kepada Alloh SWT. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempunaan, oleh kaarena itu kritik dan saran yang dapat membuat maklah ini menjadi sempurna sangat kami harapakn.

Tembilahan 02 Desember 2012

Penulis

Kata Pengantar.................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB I: PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.      Latar Belakang.......................................................................................... 1
2.      Rumusan Masalah..................................................................................... 1
BAB II: PEMBAHASAN................................................................................... 3
1.      Pengertian Sosialisasi................................................................................ 3
2.      Tujuan Sosialisai........................................................................................ 4
3.      Tahapan-Tahapan sosialisasi...................................................................... 5
4.      Factor-faktor yang mempengaruhi sosialisasi............................................ 7
5.      Agen sosialisasi......................................................................................... 7
6.      Bentuk sosialiasi........................................................................................ 11
7.      Pengertian kepribadian.............................................................................. 13
8.      Factor pembentuk kepribadian.................................................................. 13
9.      Unsure-unsur kepribadian......................................................................... 15
BAB III: PENUTUP........................................................................................... 17
1.      Kesimpulan................................................................................................ 17
2.      Saran.......................................................................................................... 17
Daftar pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar belakang
Sosialisasi penting diperhatikan, karena sosialisasi tidak dapat dipisahkan dengan pembentukan Keoridadian. seperti dijelaskan Soetandyo Wignyosoebroto bahwa yang dimaksud kepribadian di dalam studi ini adalah kecenderungan psikologik seseorang untuk melakukan tingkah laku pekerti yang bersifat tertutup (seperti berkehendak, berperasaan, berpikir dan bersikap), maupun tingkah laku yang terbuka, dalam iantilah sehari-hari dinamakan “perbuatan” Dengan demikian kepribadian diartikan sebagai intergrasi dari keseluruhan kecenderungan seseorang untuk berperasaan, berpikir dan berbuat menurut tingkah laku pekerti tertentu. Sedangkan Yinger mengartikan kepribadian adalah keseluruhan perilaku dar seseorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi. Maksudnya, setiap orangmempunyai cara berperilaku yang khas dan bertidak sama setiap hari.
Sebagai proses penting sosialisasi biasanya dimulai dari keluarga. Untuk itu, perlu pula memahami proses sosialisasi dari sudut pandang psikologi sosial. Dari sudut pandang proses psikologi sosial ada beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam proses sosialisasi yang ternyat memiliki efek penting bagi perkembangan individu.
2.      Rumusan masalah
Berdasarkan wacana diatas maka penulis merumuskan beberapa permaslahan yang akan dibahas dalam makalah ini.
1.      Apa yang dimaksud dengan sosialisasi?
2.      Apa tujuan sosisasi?
3.      Bagaimana proses tahapan sosialisasi?
4.      Apa yang dimaksud dengan kepribadian?
5.      Apa saja paktor yang mempengruhi kepribadian?
















BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Sosialisasi
Secara sederhana, sosialisasi dapat disamakan dengan bergaul. Dalam pergaulan tersebut dipelajari berbagai nilai, norma, dan pola-pola perilaku individu ataupun kelompok. Lambat laun nilai dan norma yang ada dapat diserap menjadi bagian dari kepribadian individu serta kelompok. Seperti telah diulas dalam bab-bab terdahulu, manusia tercipta sebagai makhluk pribadi sekaligus juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk pribadi, manusia berjuang untuk memenuhi kebutuhannya untuk bertahan hidup. Dalam memenuhi kebutuhannya tersebut manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia memerlukan orang lain untuk mencapai tujuannya. Itulah sebabnya, manusia berinteraksi dengan manusia lainnya sebagai makhluk sosial. Dalam bab ini, kamu akan dikenalkan dengan sosialisasi yang berfungsi sebagai sarana pembentukan kepribadian. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai apa itu sosialisasi, mari kita simak beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli berikut ini.
a.      Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri terhadap bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya, agar ia dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
b.      Koentjaraningrat
Sosialisasi adalah seluruh proses di mana seorang individu sejak masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain yang hidup dalam masyarakat sekitarnya.
c.       Irvin L. Child
Sosialisasi adalah segenap proses yang menuntut individu mengembangkan potensi tingkah laku aktualnya yang diyakini kebenarannya dan telah menjadi kebiasaan serta sesuai dengan standar dari kelompoknya.[1]
2.      Tujuan Sosialisasi     
Setiap proses sosial pasti memiliki tujuan. Demikian juga sosialisasi. Berikut ini akan diuraikan beberapa tujuan sosialisasi.
a.       Memberi keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan seseorang untuk melangsungkan kehidupannya kelak di tengah-tengah masyarakat di mana dia akan menjadi salah satu anggotanya.
b.      Mengembangkan kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif dan efisien, serta mengembangkan kemampuannya untuk membaca, menulis, dan bercerita. Dengan melakukan komunikasi, berbagai informasi mengenai masyarakat akan diperoleh untuk kelangsungan hidup seseorang sebagai anggota masyarakat.
c.       Mengembangkan kemampuan seseorang mengendalikan fungsi-fungsi organik melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat. Artinya, dengan sosialisasi seseorang akan dapat memahami hal-hal yang baik dan dianjurkan dalam masyarakat untuk dilakukan. Selain itu juga dapat mengetahui dan memahami hal-hal buruk yang sebaiknya dihindari dan tidak dilakukan.
d.      Menanamkan kepada seseorang nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.
  1. Tahapan-Tahapan Sosialisasi
Penyesuaian diri terjadi secara berangsur-angsur, seiring dengan perluasan dan pertumbuhan pengetahuan serta penerimaan individu terhadap nilai dan norma yang terdapat dalam lingkungan masyarakat. Dengan melandaskan pemikirannya pada Teori Peran Sosial, George Herbert Mead dalam bukunya yang berjudul Mind, Self, and Society from The Standpoint of Social Behaviorist (1972) berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat diklasifikasikan melalui tahap-tahap berikut ini.
  1. Tahap Persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya. Pada tahap ini juga anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna. Dalam tahap ini, individu sebagai calon anggota masyarakat dipersiapkan dengan dibekali nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pedoman bergaul dalam masyarakat oleh lingkungan yang terdekat, yaitu keluarga.
Lingkungan yang memengaruhi termasuk individu yang berperan dalam tahapan ini relatif sangat terbatas, sehingga proses penerimaan nilai dan norma juga masih dalam tataran yang paling sederhana.[2]
  1. Tahap Meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan oleh seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari dirinya. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan orang-orang yang jumlahnya banyak telah juga mulai terbentuk.
  1. Tahap Siap Bertindak (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat, sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama.
Pada tahap ini individu mulai berhubungan dengan temanteman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
  1. Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalizing Stage)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, dia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya, tetapi juga dengan masyarakat secara luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama, bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya. Dalam tahap ini, individu dinilai sudah mencapai tahap kematangan untuk siap terjun dalam kehidupan masyarakat. Untuk lebih mudah memahami tahapan-tahapan sosialisasi yang telah kita bahas di atas, berikut ini disajikan dalam bentuk tabel.
  1. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Sosialisasi
Ada dua faktor yang secara garis besar dapat memengaruhi proses sosialisasi, yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik.
  1. Faktor Intrinsik
Sejak lahir manusia sesungguhnya telah memiliki pembawaan-pembawaan yang berupa bakat, ciri-ciri fisik, dan kemampuan-kemampuan khusus warisan orang tuanya. Hal itu disebut sebagai faktor intrinsik, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang melakukan sosialisasi. Faktor ini akan menjadi bekal seseorang untuk melaksanakan beragam aktivitas dalam sosialisasi. Hasilnya akan sangat berpengaruh terutama dalam perolehan keterampilan, pengetahuan, dan nilai-nilai dalam sosialisasi itu sendiri.
  1. Faktor Ekstrinsik
Sejak manusia dilahirkan dia telah mendapat pengaruh dari lingkungan di sekitarnya yang disebut sebagai faktor ekstrinsik. Faktor ini dapat berupa nilai-nilai, kebiasaankebiasaan, adat istiadat, norma-norma, sistem sosial, sistem budaya, dan sistem mata pencaharian hidup yang ada dalam masyarakat. Nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat menjadi pedoman bagi seseorang untuk melakukan berbagai aktivitas agar sikap dan perilakunya sesuai dengan harapan masyarakat. Perpaduan antara faktor intrinsik dan ekstrinsik akan berakumulasi pada diri seseorang dalam melaksanakan sosialisasi.
  1. Media (Agen) Sosialisasi
Dalam proses sosialisasi, ia mengembangkan kepribadian melalui interaksi dengan setiap individu di dalam kelompokkelompok tersebut. Jadi, kelompok merupakan media sosialisasi dalam membentuk kepribadian seseorang. Kelompok inilah yang melaksanakan proses sosialisasi. Dalam sosiologi, kelompok ini dinamakan agen sosialisasi. Ada lima agen sosialisasi utama yang menjadi wahana di mana individu akan mengalami sosialisasi untuk mempersiapkan dirinya masuk ke dalam masyarakat sepenuhnya.[3]
  1. Keluarga
Dalam keadaan normal, lingkungan pertama yang berhubungan dengan anak adalah keluarga. Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil yang terdiri atas orang tua, saudara-saudara, serta mungkin kerabat dekat yang tinggal serumah. Keluarga merupakan media sosialisasi yang pertama dan utama atau yang sering dikenal dengan istilah media sosialisasi primer. Melalui keluarga, anak mengenal dunianya dan pola pergaulan sehari-hari. Arti pentingnya keluarga sebagai media sosialisasi primer bagi anak terletak pada pentingnya kemampuan yang diajarkan pada tahap ini. Orang tua umumnya mencurahkan perhatian untuk mendidik anak agar memperoleh dasar-dasar pergaulan hidup yang benar dan baik melalui penanaman disiplin, kebebasan, dan penyerasian.
  1. kelompok bermain
Media sosialisasi berikutnya adalah teman sepermainan. Proses sosialisasi ini berbeda dengan proses sosialisasi dalam keluarga. Seorang anak belajar berinteraksi dengan orangorang yang sebaya dengan dirinya. Pada tahap ini anak mempelajari aturan-aturan yang mengatur orang-orang yang kedudukannya sejajar. Dalam kelompok teman sepermainan, anak mulai mempelajari nilai-nilai keadilan.
Pada usia remaja, kelompok sepermainan itu berkembang menjadi kelompok persahabatan yang lebih luas. Perkembangan itu antara lain disebabkan oleh remaja yang bertambah luas ruang lingkup pergaulannya, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Akan tetapi, perlu diwaspadai pengaruhpengaruh yang akan muncul ketika remaja mulai bergaul dengan sebayanya, karena pada tahap ini, tingkat kerawanan terhadap hal-hal yang cenderung ke arah negatif sangat tinggi. Mudah sekali, si remaja terpengaruh apabila basis sosialisasi keluarga yang pernah dialami sangat lemah. Sehingga, dengan kata lain, sebelum anak mulai masuk ke dalam lingkungan sebayanya, sosialisasi primer yang berlangsung dalam keluarga hendaknya diperkuat secara nyata.
  1.  Sekolah
Sekolah dengan lembaga yang melaksanakan sistem pendidikan formal merupakan agen sosialisasi yang akan kita bahas selanjutnya. Di sekolah seorang anak akan belajar mengenai hal-hal baru yang tidak ia dapatkan di lingkungan keluarga maupun teman sepermainannya. Selain itu juga belajar mengenai nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat sekolah, seperti tidak boleh terlambat waktu masuk sekolah, harus mengerjakan tugas atau PR, dan lain-lain. Sekolah juga menuntut kemandirian dan tanggung jawab pribadi seorang anak dalam mengerjakan tugas-tugasnya tanpa bantuan orang tuanya.
Adapun fungsi pendidikan sekolah sebagai salah satu media sosialisasi, antara lain sebagai berikut.
1.      Mengembangkan potensi anak untuk mengenal kemampuan dan bakatnya.
2.      Melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskannya dari satu generasi ke generasi berikutnya.
3.      Merangsang partisipasi demokrasi melalui pengajaran keterampilan berbicara dan mengembangkan kemampuan berpikir secara rasional dan bebas.
4.      Memperkaya kehidupan dengan menciptakan cakrawala intelektual dan cita rasa keindahan kepada para siswa serta meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri melalui bimbingan dan penyuluhan.
5.      Meningkatkan taraf kesehatan melalui pendidikan olahraga dan kesehatan.
6.      Menciptakan warga negara yang mencintai tanah air, serta menunjang integritas antarsuku dan antarbudaya.
7.      Mengadakan hiburan umum (pertandingan olahraga atau pertunjukan kesenian).
  1. Lingkungan Kerja
Di lingkungan kerja, seseorang akan berinteraksi dengan teman sekerja, pimpinan, dan relasi bisnis. Dalam melakukan interaksi di lingkungan kerja, setiap orang harus menjalankan peranan sesuai dengan kedudukannya. Misalnya, sebagai seorang pemimpin, ia menjalankan peranannya untuk mengelola atau mengarahkan para karyawannya, sedangkan sebagai pekerja ia melaksanakan perintah pemimpin dan tugas sesuai dengan kedudukannya.
Nilai dan norma pergaulan sehari-hari tidak dapat diterapkan pada lingkungan kerja karena posisi atau jabatan seseorang sangat memengaruhi hubungan yang harus dijalankannya. Seorang pemimpin suatu perusahaan walaupun umurnya lebih muda tetap harus dipatuhi dan dihormati oleh bawahannya yang mungkin umurnya lebih tua. Jadi, lingkungan kerja telah melahirkan peranan seseorang sesuai dengan jabatan atau kedudukannya yang memengaruhi tindakannya sebagai anggota masyarakat.
  1. Media Massa
Media massa terdiri atas media cetak (surat kabar dan majalah) dan media elektronik (radio, televisi, video, film, dan internet). Meningkatnya teknologi komunikasi dan informasi memungkinkan peningkatan kualitas pesan serta peningkatan frekuensi penyertaan masyarakat atas pesan tersebut memberi peluang bagi media massa untuk berperan sebagai agen sosialisasi yang semakin penting.
Salah satu media massa yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa adalah televisi. Acara apa yang sering kamu tonton? Film, musik, infotainment, sinetron, berita, atau yang lainnya? Acara yang disuguhkan oleh stasiun televisi sangat beragam, dari pendidikan, hiburan, berita, bahkan tindak kriminal pun saat ini banyak ditayangkan dan telah menjadi konsumsi publik. Berbagai acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi itu akan berpengaruh pada tindakan yang dilakukan masyarakat, terutama remaja dan anak-anak.
  1. Bentuk Sosialisasi
Kita telah belajar mengenai media sosialisasi, yaitu keluarga, sekolah, teman sepermainan, media massa, dan lingkungan kerja. Dilihat dari siapa atau media yang berperan dalam melakukan sosialisasi, maka sosialisasi dibedakan menjadi dua, yaitu sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder.[4]
  1. Sosialisasi Primer
Menurut Peter L. Berger dan Luckmann, sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Pada sosialisasi ini, anak mulai mengenal anggota keluarga yang lain dan lingkungan keluarganya. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan anggota keluarga yang lain dan orang-orang di sekitar keluarganya.
Pada tahap ini, peran anggota keluarga sangat menentukan corak kepribadian anak. Dengan demikian sosialisasi primer bukan saja berpengaruh pada masa awal anak mulai menjalani sosialisasi, tetapi lebih dari itu, apa yang telah diserap anak di masa tersebut akan mendarah daging pada diri anak dan menjadi ciri mendasar kepribadian anak setelah dewasa.
  1.  Sosialisasi Sekunder
Sosialisasi sekunder merupakan proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Dalam sosialisasi sekunder, yang berperan adalah pihak-pihak di luar keluarga, seperti sekolah, teman sepermainan, media massa, dan lingkungan kerja. Bentuk sosialisasi sekunder yang ada di masyarakat adalah resosialisasi dan desosialisasi.
  1. Resosialisasi adalah suatu proses sosialisasi di mana seseorang diberi identitas baru. Misalnya seseorang yang dirawat di rumah sakit jiwa mendapat identitas baru sebagai orang yang sakit jiwa. Dapatkah kamu menyebutkan contoh lainnya?
  2. Desosialisasi adalah suatu proses sosialisasi di mana seseorang mengalami pencabutan identitas diri yang lama. Misalnya orang yang telah selesai menjalani masa hukuman dan menjadi anggota masyarakat kembali, maka identitasnya sebagai narapidana telah tercabut.
Kedua proses tersebut seringkali dikaitkan dengan apa yang dinamakan proses pemasyarakatan total, yaitu hidup terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu tertentu, terkungkung, dan diatur secara formal.
  1. Pengertian Kepribadian
a.                   Theordore M. Newcomb
Kepribadian adalah organisasi sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang dari perilakunya
b.                   Roucek dan Warren
Kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis, psikilogis dan sosiologis yang mendasari perilaku seorang individu.
c.                   Roucek dan Warren
Kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis, psikilogis dan sosiologis yang mendasari perilaku seorang individu.
d.                  Cuber
Kepribadian adalah susunan dari unsur-unsur jiwa dan akal yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu.
  1. Faktor Pembentuk Kepribadian
a.    Warisan Biologis
Adanya persamaan biologis dalam diri manusia membantu menjelaskan beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku semua orang. Semua manusia yang normal dan sehat mempunyai persamaan biologis tertentu seperti mempunyai dua tangan, dua kaki, panca indra, otak, dan sebagainya. Selain itu setiap warisan biologis membentuk karakter kepribadian unik karena tidak semua orang mempunyai karakter fisik yang sama meskipun anak kembar pasti ada perbedaannya.
Hal lain yang juga terkait dengan biologis adalah kematangan biologis. Kematangan biologis adalah misalnya seorang anak berusia 2 tahun yang dipaksa belajar membaca dan menghitung tentu saja mengalami kesulitan. Ini bukan karena anaknya yang bodoh tetapi karena pada umur 2 tahun otot mata belum berkembang dengan sepenuhnya.
b.      Lingkungan Fisik
Faktor kedua yang memengaruhi kepribadian adalah lingkungan fisik seperti iklim, topografi dan sumber alam. Tetapi menurut para ahli sosiologi faktor ini tidak dianggap cukup penting dalam memengaruhi kepribadian seseorang. Misalnya bagaimana suku Aborigin (Australia) harus berjuang dengan gigih untuk tetap hidup, padahal bangsa Samoa hanya memerlukan sedikit waktu setiap harinya untuk mendapatkan makanan.
c.       Kebudayaan Khusus
Coba kalian perhatikan masyarakat petani dengan masyarakat kota di lingkungan sekitar. Apakah mereka mempunyai kepribadian yang berbeda? Kita mengetahui bahwa setiap masyarakat selalu mempuyai karakter yang khusus dan berbeda satu sama lain. Karakter yang khas ini bisa disebut sebagai kebudayaan khusus yang hanya dapat ditemui pada masyarakat tertentu.
d.      Pengalaman Kelompok
Sangat jelas sekali bahwa anggota kelompok yang lain mempunyai pengaruh yang penting bagi kepribadian individu. Adapun kelompok tersebut dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
  1. Kelompok acuan (Reference Group)
Merupakan kelompok yang diterima sebagai panutan atau model untuk penilaian atau tindakan seseorang. Pembentukan kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh pola hubungan dengan kelompok referensinya di tahun-tahun pertama yaitu dalam lingkungan keluarga. Dan seiring perkembangannya maka kelompok referensinya juga berkembang dan berpencar sesuai dengan keinginannya.
  1. Kelompok majemuk
Hal ini timbul karena mengingat kompleksnya sebuah masyarakat. Sesuatu yang harus ditegakkan dapat saja dianggap tidak perlu oleh anggota masyarakat lainnya. Dalam keadaan seperti ini maka seseorang harus berusaha dengan keras untuk mempertahankan haknya untuk menentukan sendiri apa yang dianggapnya baik dan bermanfaat bagi diri dan kepribadiannya sehingga tidak terhanyut dalam arus perbedaan dalam kelompok majemuk tempat tinggalnya.
e.       Pengalaman unik
Menurut Paul Horton, kepribadian tidak dibangun dengan menyusun peristiwa di atas peristiwa lainnya. Arti dan pengaruh suatu pengalaman tergantung pada pengalaman-pengalaman yang mendahuluinya. Pengalaman-pengalaman yang unik akan memengaruhi kepribadian seseorang karena setiap pengalaman seseorang itu berbeda-beda dan tidak ada yang bisa menyamai sehingga kepribadian seseorang juga berbeda-beda.
  1. Unsur-Unsur Kepribadian
a.       Pengetahuan
Setiap manusia berusaha untuk mengisi pemikirannya dengan berbagai macam pengetahuan yang ada di lingkungannya. Semua hal yang telah dipelajari sebagai pengetahuan direkam dalam otak dan dicerna atau direspon melalui bentuk-bentuk perilaku tertentu.
b.      Perasaan
Merupakan bentuk penilaian seseorang terhadap sesuatu hal yang berupa perasaan positif ataupun negatif sehingga penilaian ini akan memberikan respon yang positif maupun negatif. Setiap perilaku yang didasarkan pada perasaan mempunyai penilaian yang subjektif karena setiap manusia mempunyai penilaian yang berbeda terhadap seseorang atau sesuatu.
c.       Dorongan Naluri
Adalah keinginan yang ada pada diri seseorang bersumber dari panca indra sebagai aksi yang kemudian dicerna dan diwujudkan dalam bentuk reaksi. Setiap dorongan naluri sebagai perwujudan dari keinginan manusia untuk menanggapi rangsangan tersebut. Sedikitnya ada tujuh dorongan naluri dalam diri manusia, yaitu:
  1. Dorongan untuk mempertahankan hidup.
  2. Dorongan seksual.
  3.  Dorongan untuk mencari makan.
  4. Dorongan untuk bergaul dan berinteraksi dengan sesama manusia.
  5. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya.
  6.  Dorongan untuk berbakti.
  7. Dorongan akan keindahan bentuk, warna, suara, dan gerak.


BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Sosialisai merupakan proses yang ditempuh individu melalui proses belajar untuk memahami, menghayati dan menyesuaikan dan melaksanakan tindakan social yang sesuai dengan pola prilaku masyarakat. Proses sosialisasi memiliki tiga aspek yaitu: belajar, pengalaman mental.
Dalam sosialisasi terdapat dua factor yang mempengaruhi jalannya sosialisai yaitu factor yang timbul dari dalam (Faktor Intrinsik ) dan factor yang timbul dari luar (Faktor Ekstrinsik).
Sosialisai yang terjadi menghasilkan kepribadian. Kepribadian merupakan hal yang dinamis dalam diri individu sebagai sisitem yang menentukan cara untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Sedangkan factor yang mempengarhi kepribadian meliputi; Warisan Biologis, Lingkungan Fisik, Kebudayaan Khusus, Pengalaman Kelompok, Pengalaman unik.
  1. Saran
Saran yang penulis sampaikan dalam makalah ini, kepada semua individu agar bersosialisasi dengan sewajarnya dan mengikuti pola kehidupan dalam masyarakat lingkungan hidup.



[1] http://www.kumpulanistilah.com/2011/01/pengertian-sosialisasi.
[2] James. M. henslin. Sosiologi Dengan Pedekatan Membumi Edisi 6. (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 82-85.
[3] Moh. Pabundu Tika. Dkk. Ilmu pengetahuan Sosial Sosiologi 1 SMA/MA. (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm.101-105.
[4] James. M. henslin. Op.Cit, hlm. 120-121.

DAFTAR PUSTAKA
-          Henslin. James. M. Sosiologi Dengan Pedekatan Membumi Edisi 6. Jakarta: Erlangga, 2007.
-          Moh. Pabundu Tika. Dkk. Ilmu pengetahuan Sosial Sosiologi 1 SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
-          Baron A Robert. Byrne Donn. Psikologi social jilid2 edisi kesepuluh. Jakarta: Erlangga,2005.
-          http://www.kumpulanistilah.com/2011/01/pengertian-sosialisasi.





Tiada ulasan:

Catat Ulasan