MAKALAH
Pengaruh
Sosialisasi Terhadap Perkembangan Kepribadian Seseorang
Di
ajukan untuk memenuhi sebagian dari tugas
Matakulyah
Sosiologi
Antropologi Pendidikan

Oleh:
Nama :Zulkifli
Local/semester : D/III
PRODI : S-1/PAI
Dosen
pengampu:
Drs.
Alvian, M.A
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
AULIAURRASYIDN
TEMBILAHAN
2012-2013
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiim…
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Alloh SWT yang telah
menganugerahkan beribu-ribu nikmat kepada penulis sehingga dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini.
. Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak dosen
pengampu dan rekan-rekan yang telah membantu dan berpartisipasi dalam
penyusunan makalah ini.
Makalah yang berjudul “Pengaruh
Sosialisasi Terhadap Perkembangan Kepribadian Seseorang”
di susun ini diharapkan dapat
memberikan sumangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Akhirnya penulis bertawakal dan memohon pertolongan kepada
Alloh SWT. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempunaan,
oleh kaarena itu kritik dan saran yang dapat membuat maklah ini menjadi
sempurna sangat kami harapakn.
Tembilahan 02 Desember 2012
Penulis
Kata Pengantar.................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB I: PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.
Latar Belakang.......................................................................................... 1
2.
Rumusan Masalah..................................................................................... 1
BAB II: PEMBAHASAN................................................................................... 3
1.
Pengertian Sosialisasi................................................................................ 3
2.
Tujuan Sosialisai........................................................................................ 4
3.
Tahapan-Tahapan sosialisasi...................................................................... 5
4.
Factor-faktor yang
mempengaruhi sosialisasi............................................ 7
5.
Agen sosialisasi......................................................................................... 7
6.
Bentuk sosialiasi........................................................................................ 11
7.
Pengertian kepribadian.............................................................................. 13
8.
Factor pembentuk kepribadian.................................................................. 13
9.
Unsure-unsur kepribadian......................................................................... 15
BAB III: PENUTUP........................................................................................... 17
1.
Kesimpulan................................................................................................ 17
2.
Saran.......................................................................................................... 17
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
belakang
Sosialisasi penting diperhatikan, karena sosialisasi tidak dapat
dipisahkan dengan pembentukan Keoridadian. seperti dijelaskan Soetandyo
Wignyosoebroto bahwa yang dimaksud kepribadian di dalam studi ini adalah
kecenderungan psikologik seseorang untuk melakukan tingkah laku pekerti yang
bersifat tertutup (seperti berkehendak, berperasaan, berpikir dan bersikap),
maupun tingkah laku yang terbuka, dalam iantilah sehari-hari dinamakan
“perbuatan” Dengan demikian kepribadian diartikan sebagai intergrasi dari
keseluruhan kecenderungan seseorang untuk berperasaan, berpikir dan berbuat
menurut tingkah laku pekerti tertentu. Sedangkan Yinger mengartikan kepribadian
adalah keseluruhan perilaku dar seseorang individu dengan sistem kecenderungan
tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi. Maksudnya, setiap
orangmempunyai cara berperilaku yang khas dan bertidak sama setiap hari.
Sebagai proses penting sosialisasi biasanya dimulai dari keluarga. Untuk
itu, perlu pula memahami proses sosialisasi dari sudut pandang psikologi
sosial. Dari sudut pandang proses psikologi sosial ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan di dalam proses sosialisasi yang ternyat memiliki efek penting
bagi perkembangan individu.
2.
Rumusan
masalah
Berdasarkan wacana diatas maka penulis merumuskan beberapa permaslahan
yang akan dibahas dalam makalah ini.
1. Apa
yang dimaksud dengan sosialisasi?
2. Apa
tujuan sosisasi?
3. Bagaimana
proses tahapan sosialisasi?
4. Apa
yang dimaksud dengan kepribadian?
5. Apa
saja paktor yang mempengruhi kepribadian?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Sosialisasi
Secara sederhana, sosialisasi dapat
disamakan dengan bergaul. Dalam pergaulan tersebut dipelajari berbagai nilai,
norma, dan pola-pola perilaku individu ataupun kelompok. Lambat laun nilai dan
norma yang ada dapat diserap menjadi bagian dari kepribadian individu serta
kelompok. Seperti telah diulas dalam bab-bab terdahulu, manusia tercipta
sebagai makhluk pribadi sekaligus juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk
pribadi, manusia berjuang untuk memenuhi kebutuhannya untuk bertahan hidup.
Dalam memenuhi kebutuhannya tersebut manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia
memerlukan orang lain untuk mencapai tujuannya. Itulah sebabnya, manusia
berinteraksi dengan manusia lainnya sebagai makhluk sosial. Dalam bab ini, kamu
akan dikenalkan dengan sosialisasi yang berfungsi sebagai sarana pembentukan
kepribadian. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai apa itu sosialisasi, mari
kita simak beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli berikut ini.
a. Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang
membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri terhadap bagaimana
cara hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya, agar ia dapat berperan dan
berfungsi dalam kelompoknya.
b. Koentjaraningrat
Sosialisasi adalah seluruh proses di
mana seorang individu sejak masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang,
berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain yang
hidup dalam masyarakat sekitarnya.
c. Irvin L. Child
Sosialisasi adalah segenap proses
yang menuntut individu mengembangkan potensi tingkah laku aktualnya yang
diyakini kebenarannya dan telah menjadi kebiasaan serta sesuai dengan standar
dari kelompoknya.[1]
2. Tujuan Sosialisasi
Setiap proses sosial pasti memiliki
tujuan. Demikian juga sosialisasi. Berikut ini akan diuraikan beberapa tujuan
sosialisasi.
a. Memberi keterampilan dan pengetahuan
yang dibutuhkan seseorang untuk melangsungkan kehidupannya kelak di
tengah-tengah masyarakat di mana dia akan menjadi salah satu anggotanya.
b. Mengembangkan kemampuan seseorang
untuk berkomunikasi secara efektif dan efisien, serta mengembangkan
kemampuannya untuk membaca, menulis, dan bercerita. Dengan melakukan
komunikasi, berbagai informasi mengenai masyarakat akan diperoleh untuk kelangsungan
hidup seseorang sebagai anggota masyarakat.
c. Mengembangkan kemampuan seseorang
mengendalikan fungsi-fungsi organik melalui latihan-latihan mawas diri yang
tepat. Artinya, dengan sosialisasi seseorang akan dapat memahami hal-hal yang
baik dan dianjurkan dalam masyarakat untuk dilakukan. Selain itu juga dapat
mengetahui dan memahami hal-hal buruk yang sebaiknya dihindari dan tidak
dilakukan.
d. Menanamkan kepada seseorang
nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.
- Tahapan-Tahapan Sosialisasi
Penyesuaian diri terjadi secara
berangsur-angsur, seiring dengan perluasan dan pertumbuhan pengetahuan serta
penerimaan individu terhadap nilai dan norma yang terdapat dalam lingkungan
masyarakat. Dengan melandaskan pemikirannya pada Teori Peran Sosial, George Herbert Mead dalam bukunya yang
berjudul Mind, Self, and Society from The Standpoint of Social Behaviorist
(1972) berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat
diklasifikasikan melalui tahap-tahap berikut ini.
- Tahap Persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami sejak manusia
dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia
sosialnya. Pada tahap ini juga anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak
sempurna. Dalam tahap ini, individu sebagai calon anggota masyarakat
dipersiapkan dengan dibekali nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pedoman
bergaul dalam masyarakat oleh lingkungan yang terdekat, yaitu keluarga.
Lingkungan yang memengaruhi termasuk
individu yang berperan dalam tahapan ini relatif sangat terbatas, sehingga
proses penerimaan nilai dan norma juga masih dalam tataran yang paling
sederhana.[2]
- Tahap Meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan semakin
sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang
dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa
nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa
yang dilakukan oleh seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari
dirinya. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang
lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia
berisikan orang-orang yang jumlahnya banyak telah juga mulai terbentuk.
- Tahap Siap Bertindak (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai
berkurang dan digantikan peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan
penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun
meningkat, sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama.
Pada tahap ini individu mulai berhubungan
dengan temanteman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di
luar keluarganya secara bertahap mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak
mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
- Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalizing Stage)
Pada tahap ini seseorang telah
dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat
secara luas. Dengan kata lain, dia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan
orang-orang yang berinteraksi dengannya, tetapi juga dengan masyarakat secara
luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama,
bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya. Manusia dengan perkembangan
diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya. Dalam
tahap ini, individu dinilai sudah mencapai tahap kematangan untuk siap terjun
dalam kehidupan masyarakat. Untuk lebih mudah memahami tahapan-tahapan
sosialisasi yang telah kita bahas di atas, berikut ini disajikan dalam bentuk
tabel.
- Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Sosialisasi
Ada dua faktor yang secara garis
besar dapat memengaruhi proses sosialisasi, yaitu faktor intrinsik dan
ekstrinsik.
- Faktor Intrinsik
Sejak lahir manusia sesungguhnya
telah memiliki pembawaan-pembawaan yang berupa bakat, ciri-ciri fisik, dan
kemampuan-kemampuan khusus warisan orang tuanya. Hal itu disebut sebagai faktor
intrinsik, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang melakukan
sosialisasi. Faktor ini akan menjadi bekal seseorang untuk melaksanakan beragam
aktivitas dalam sosialisasi. Hasilnya akan sangat berpengaruh terutama dalam
perolehan keterampilan, pengetahuan, dan nilai-nilai dalam sosialisasi itu
sendiri.
- Faktor Ekstrinsik
Sejak manusia dilahirkan dia telah
mendapat pengaruh dari lingkungan di sekitarnya yang disebut sebagai faktor
ekstrinsik. Faktor ini dapat berupa nilai-nilai, kebiasaankebiasaan, adat
istiadat, norma-norma, sistem sosial, sistem budaya, dan sistem mata
pencaharian hidup yang ada dalam masyarakat. Nilai-nilai dan norma-norma yang
ada dalam masyarakat menjadi pedoman bagi seseorang untuk melakukan berbagai
aktivitas agar sikap dan perilakunya sesuai dengan harapan masyarakat.
Perpaduan antara faktor intrinsik dan ekstrinsik akan berakumulasi pada diri
seseorang dalam melaksanakan sosialisasi.
- Media (Agen) Sosialisasi
Dalam proses sosialisasi, ia
mengembangkan kepribadian melalui interaksi dengan setiap individu di dalam
kelompokkelompok tersebut. Jadi, kelompok merupakan media sosialisasi dalam
membentuk kepribadian seseorang. Kelompok inilah yang melaksanakan proses
sosialisasi. Dalam sosiologi, kelompok ini dinamakan agen sosialisasi. Ada lima
agen sosialisasi utama yang menjadi wahana di mana individu akan mengalami
sosialisasi untuk mempersiapkan dirinya masuk ke dalam masyarakat sepenuhnya.[3]
- Keluarga
Dalam keadaan normal, lingkungan
pertama yang berhubungan dengan anak adalah keluarga. Keluarga merupakan
kelompok sosial terkecil yang terdiri atas orang tua, saudara-saudara, serta
mungkin kerabat dekat yang tinggal serumah. Keluarga merupakan media
sosialisasi yang pertama dan utama atau yang sering dikenal dengan istilah
media sosialisasi primer. Melalui keluarga, anak mengenal dunianya dan pola
pergaulan sehari-hari. Arti pentingnya keluarga sebagai media sosialisasi primer
bagi anak terletak pada pentingnya kemampuan yang diajarkan pada tahap ini.
Orang tua umumnya mencurahkan perhatian untuk mendidik anak agar memperoleh
dasar-dasar pergaulan hidup yang benar dan baik melalui penanaman disiplin,
kebebasan, dan penyerasian.
- kelompok bermain
Media sosialisasi berikutnya adalah
teman sepermainan. Proses sosialisasi ini berbeda dengan proses sosialisasi
dalam keluarga. Seorang anak belajar berinteraksi dengan orangorang yang sebaya
dengan dirinya. Pada tahap ini anak mempelajari aturan-aturan yang mengatur
orang-orang yang kedudukannya sejajar. Dalam kelompok teman sepermainan, anak
mulai mempelajari nilai-nilai keadilan.
Pada usia remaja, kelompok
sepermainan itu berkembang menjadi kelompok persahabatan yang lebih luas. Perkembangan
itu antara lain disebabkan oleh remaja yang bertambah luas ruang lingkup
pergaulannya, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Akan tetapi, perlu
diwaspadai pengaruhpengaruh yang akan muncul ketika remaja mulai bergaul dengan
sebayanya, karena pada tahap ini, tingkat kerawanan terhadap hal-hal yang
cenderung ke arah negatif sangat tinggi. Mudah sekali, si remaja terpengaruh
apabila basis sosialisasi keluarga yang pernah dialami sangat lemah. Sehingga,
dengan kata lain, sebelum anak mulai masuk ke dalam lingkungan sebayanya,
sosialisasi primer yang berlangsung dalam keluarga hendaknya diperkuat secara
nyata.
- Sekolah
Sekolah dengan lembaga yang
melaksanakan sistem pendidikan formal merupakan agen sosialisasi yang akan kita
bahas selanjutnya. Di sekolah seorang anak akan belajar mengenai hal-hal baru
yang tidak ia dapatkan di lingkungan keluarga maupun teman sepermainannya.
Selain itu juga belajar mengenai nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat
sekolah, seperti tidak boleh terlambat waktu masuk sekolah, harus mengerjakan
tugas atau PR, dan lain-lain. Sekolah juga menuntut kemandirian dan tanggung
jawab pribadi seorang anak dalam mengerjakan tugas-tugasnya tanpa bantuan orang
tuanya.
Adapun fungsi pendidikan sekolah
sebagai salah satu media sosialisasi, antara lain sebagai berikut.
1.
Mengembangkan
potensi anak untuk mengenal kemampuan dan bakatnya.
2.
Melestarikan
kebudayaan dengan cara mewariskannya dari satu generasi ke generasi berikutnya.
3.
Merangsang
partisipasi demokrasi melalui pengajaran keterampilan berbicara dan
mengembangkan kemampuan berpikir secara rasional dan bebas.
4.
Memperkaya
kehidupan dengan menciptakan cakrawala intelektual dan cita rasa keindahan
kepada para siswa serta meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri melalui
bimbingan dan penyuluhan.
5.
Meningkatkan
taraf kesehatan melalui pendidikan olahraga dan kesehatan.
6.
Menciptakan
warga negara yang mencintai tanah air, serta menunjang integritas antarsuku dan
antarbudaya.
7.
Mengadakan
hiburan umum (pertandingan olahraga atau pertunjukan kesenian).
- Lingkungan Kerja
Di lingkungan kerja, seseorang akan
berinteraksi dengan teman sekerja, pimpinan, dan relasi bisnis. Dalam melakukan
interaksi di lingkungan kerja, setiap orang harus menjalankan peranan sesuai
dengan kedudukannya. Misalnya, sebagai seorang pemimpin, ia menjalankan
peranannya untuk mengelola atau mengarahkan para karyawannya, sedangkan sebagai
pekerja ia melaksanakan perintah pemimpin dan tugas sesuai dengan kedudukannya.
Nilai dan norma pergaulan
sehari-hari tidak dapat diterapkan pada lingkungan kerja karena posisi atau
jabatan seseorang sangat memengaruhi hubungan yang harus dijalankannya. Seorang
pemimpin suatu perusahaan walaupun umurnya lebih muda tetap harus dipatuhi dan
dihormati oleh bawahannya yang mungkin umurnya lebih tua. Jadi, lingkungan
kerja telah melahirkan peranan seseorang sesuai dengan jabatan atau
kedudukannya yang memengaruhi tindakannya sebagai anggota masyarakat.
- Media Massa
Media massa terdiri atas media cetak
(surat kabar dan majalah) dan media elektronik (radio, televisi, video, film,
dan internet). Meningkatnya teknologi komunikasi dan informasi memungkinkan
peningkatan kualitas pesan serta peningkatan frekuensi penyertaan masyarakat
atas pesan tersebut memberi peluang bagi media massa untuk berperan sebagai agen
sosialisasi yang semakin penting.
Salah satu media massa yang banyak
dikonsumsi oleh masyarakat, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa adalah
televisi. Acara apa yang sering kamu tonton? Film, musik, infotainment,
sinetron, berita, atau yang lainnya? Acara yang disuguhkan oleh stasiun
televisi sangat beragam, dari pendidikan, hiburan, berita, bahkan tindak
kriminal pun saat ini banyak ditayangkan dan telah menjadi konsumsi publik.
Berbagai acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi itu akan berpengaruh pada
tindakan yang dilakukan masyarakat, terutama remaja dan anak-anak.
- Bentuk Sosialisasi
Kita telah belajar mengenai media
sosialisasi, yaitu keluarga, sekolah, teman sepermainan, media massa, dan
lingkungan kerja. Dilihat dari siapa atau media yang berperan dalam melakukan
sosialisasi, maka sosialisasi dibedakan menjadi dua, yaitu sosialisasi primer
dan sosialisasi sekunder.[4]
- Sosialisasi Primer
Menurut Peter L. Berger dan Luckmann,
sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa
kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Pada sosialisasi
ini, anak mulai mengenal anggota keluarga yang lain dan lingkungan keluarganya.
Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan anggota keluarga yang
lain dan orang-orang di sekitar keluarganya.
Pada tahap ini, peran anggota
keluarga sangat menentukan corak kepribadian anak. Dengan demikian sosialisasi
primer bukan saja berpengaruh pada masa awal anak mulai menjalani sosialisasi,
tetapi lebih dari itu, apa yang telah diserap anak di masa tersebut akan
mendarah daging pada diri anak dan menjadi ciri mendasar kepribadian anak
setelah dewasa.
- Sosialisasi Sekunder
Sosialisasi sekunder merupakan
proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan
individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Dalam sosialisasi
sekunder, yang berperan adalah pihak-pihak di luar keluarga, seperti sekolah,
teman sepermainan, media massa, dan lingkungan kerja. Bentuk sosialisasi
sekunder yang ada di masyarakat adalah resosialisasi dan desosialisasi.
- Resosialisasi adalah suatu
proses sosialisasi di mana seseorang diberi identitas baru. Misalnya
seseorang yang dirawat di rumah sakit jiwa mendapat identitas baru sebagai
orang yang sakit jiwa. Dapatkah kamu menyebutkan contoh lainnya?
- Desosialisasi adalah suatu
proses sosialisasi di mana seseorang mengalami pencabutan identitas diri
yang lama. Misalnya orang yang telah selesai menjalani masa hukuman dan
menjadi anggota masyarakat kembali, maka identitasnya sebagai narapidana
telah tercabut.
Kedua proses tersebut seringkali
dikaitkan dengan apa yang dinamakan proses pemasyarakatan total, yaitu hidup
terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu tertentu, terkungkung, dan
diatur secara formal.
- Pengertian Kepribadian
a.
Theordore M. Newcomb
Kepribadian
adalah organisasi sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang dari
perilakunya
b.
Roucek
dan Warren
Kepribadian adalah organisasi
faktor-faktor biologis, psikilogis dan sosiologis yang mendasari perilaku
seorang individu.
c.
Roucek
dan Warren
Kepribadian adalah organisasi
faktor-faktor biologis, psikilogis dan sosiologis yang mendasari perilaku
seorang individu.
d.
Cuber
Kepribadian adalah susunan dari
unsur-unsur jiwa dan akal yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang
individu.
- Faktor Pembentuk
Kepribadian
a. Warisan
Biologis
Adanya
persamaan biologis dalam diri manusia membantu menjelaskan beberapa persamaan
dalam kepribadian dan perilaku semua orang. Semua manusia yang normal dan sehat
mempunyai persamaan biologis tertentu seperti mempunyai dua tangan, dua kaki,
panca indra, otak, dan sebagainya. Selain itu setiap warisan biologis membentuk
karakter kepribadian unik karena tidak semua orang mempunyai karakter fisik
yang sama meskipun anak kembar pasti ada perbedaannya.
Hal
lain yang juga terkait dengan biologis adalah kematangan biologis. Kematangan
biologis adalah misalnya seorang anak berusia 2 tahun yang dipaksa belajar
membaca dan menghitung tentu saja mengalami kesulitan. Ini bukan karena anaknya
yang bodoh tetapi karena pada umur 2 tahun otot mata belum berkembang dengan
sepenuhnya.
b. Lingkungan
Fisik
Faktor kedua yang
memengaruhi kepribadian adalah lingkungan fisik seperti iklim, topografi dan
sumber alam. Tetapi menurut para ahli sosiologi faktor ini tidak dianggap cukup
penting dalam memengaruhi kepribadian seseorang. Misalnya bagaimana suku
Aborigin (Australia) harus berjuang dengan gigih untuk tetap hidup, padahal
bangsa Samoa hanya memerlukan sedikit waktu setiap harinya untuk mendapatkan
makanan.
c. Kebudayaan
Khusus
Coba kalian perhatikan
masyarakat petani dengan masyarakat kota di lingkungan sekitar. Apakah mereka
mempunyai kepribadian yang berbeda? Kita mengetahui bahwa setiap masyarakat
selalu mempuyai karakter yang khusus dan berbeda satu sama lain. Karakter yang
khas ini bisa disebut sebagai kebudayaan khusus yang hanya dapat ditemui pada
masyarakat tertentu.
d. Pengalaman
Kelompok
Sangat jelas sekali
bahwa anggota kelompok yang lain mempunyai pengaruh yang penting bagi
kepribadian individu. Adapun kelompok tersebut dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
- Kelompok acuan (Reference
Group)
Merupakan kelompok yang
diterima sebagai panutan atau model untuk penilaian atau tindakan seseorang.
Pembentukan kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh pola hubungan dengan
kelompok referensinya di tahun-tahun pertama yaitu dalam lingkungan keluarga.
Dan seiring perkembangannya maka kelompok referensinya juga berkembang dan
berpencar sesuai dengan keinginannya.
- Kelompok majemuk
Hal ini timbul karena
mengingat kompleksnya sebuah masyarakat. Sesuatu yang harus ditegakkan dapat
saja dianggap tidak perlu oleh anggota masyarakat lainnya. Dalam keadaan
seperti ini maka seseorang harus berusaha dengan keras untuk mempertahankan
haknya untuk menentukan sendiri apa yang dianggapnya baik dan bermanfaat bagi
diri dan kepribadiannya sehingga tidak terhanyut dalam arus perbedaan dalam
kelompok majemuk tempat tinggalnya.
e. Pengalaman
unik
Menurut Paul Horton,
kepribadian tidak dibangun dengan menyusun peristiwa di atas peristiwa lainnya.
Arti dan pengaruh suatu pengalaman tergantung pada pengalaman-pengalaman yang
mendahuluinya. Pengalaman-pengalaman yang unik akan memengaruhi kepribadian
seseorang karena setiap pengalaman seseorang itu berbeda-beda dan tidak ada
yang bisa menyamai sehingga kepribadian seseorang juga berbeda-beda.
- Unsur-Unsur Kepribadian
a.
Pengetahuan
Setiap
manusia berusaha untuk mengisi pemikirannya dengan berbagai macam pengetahuan
yang ada di lingkungannya.
Semua hal yang telah dipelajari sebagai pengetahuan direkam dalam otak dan
dicerna atau direspon melalui bentuk-bentuk perilaku tertentu.
b. Perasaan
Merupakan bentuk
penilaian seseorang terhadap sesuatu hal yang berupa perasaan positif ataupun negatif
sehingga penilaian ini akan memberikan respon yang positif maupun negatif. Setiap
perilaku yang didasarkan pada perasaan mempunyai penilaian yang subjektif
karena setiap manusia mempunyai penilaian yang berbeda terhadap seseorang atau
sesuatu.
c. Dorongan Naluri
Adalah keinginan yang
ada pada diri seseorang bersumber dari panca indra sebagai aksi yang kemudian
dicerna dan diwujudkan dalam bentuk reaksi. Setiap dorongan naluri sebagai
perwujudan dari keinginan manusia untuk menanggapi rangsangan tersebut.
Sedikitnya ada tujuh dorongan naluri dalam diri manusia, yaitu:
- Dorongan untuk mempertahankan
hidup.
- Dorongan seksual.
- Dorongan untuk mencari makan.
- Dorongan untuk
bergaul dan berinteraksi dengan sesama manusia.
- Dorongan untuk meniru
tingkah laku sesamanya.
- Dorongan untuk berbakti.
- Dorongan akan
keindahan bentuk, warna, suara, dan gerak.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Sosialisai merupakan proses yang ditempuh individu
melalui proses belajar untuk memahami, menghayati dan menyesuaikan dan
melaksanakan tindakan social yang sesuai dengan pola prilaku masyarakat. Proses
sosialisasi memiliki tiga aspek yaitu: belajar, pengalaman mental.
Dalam
sosialisasi terdapat dua factor yang mempengaruhi jalannya sosialisai yaitu
factor yang timbul dari dalam (Faktor Intrinsik ) dan factor yang timbul dari luar (Faktor Ekstrinsik).
Sosialisai yang terjadi menghasilkan
kepribadian. Kepribadian merupakan hal yang dinamis dalam diri individu sebagai
sisitem yang menentukan cara untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Sedangkan factor yang mempengarhi kepribadian meliputi; Warisan Biologis, Lingkungan Fisik, Kebudayaan Khusus, Pengalaman Kelompok, Pengalaman unik.
- Saran
Saran
yang penulis sampaikan dalam makalah ini, kepada semua individu agar
bersosialisasi dengan sewajarnya dan mengikuti pola kehidupan dalam masyarakat
lingkungan hidup.
[1]
http://www.kumpulanistilah.com/2011/01/pengertian-sosialisasi.
[2]
James. M. henslin. Sosiologi Dengan Pedekatan Membumi Edisi 6. (Jakarta:
Erlangga, 2007), hlm. 82-85.
[3]
Moh. Pabundu Tika. Dkk. Ilmu pengetahuan Sosial Sosiologi 1 SMA/MA.
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm.101-105.
[4]
James. M. henslin. Op.Cit, hlm. 120-121.
DAFTAR PUSTAKA
-
Henslin.
James. M. Sosiologi Dengan Pedekatan
Membumi Edisi 6. Jakarta: Erlangga, 2007.
-
Moh.
Pabundu Tika. Dkk. Ilmu pengetahuan
Sosial Sosiologi 1 SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
-
Baron A Robert. Byrne Donn. Psikologi social jilid2 edisi kesepuluh.
Jakarta: Erlangga,2005.
-
http://www.kumpulanistilah.com/2011/01/pengertian-sosialisasi.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan